Bahasa ini menjadi cara komunikasi yang unik, terutama di kalangan pemuda dan preman pada masa itu.
Bahasa walikan juga memiliki ciri khas yang membedakannya dari bahasa walikan di daerah lain, seperti Malang.
Sejarah Bahasa Walikan Jogja
Sejarah bahasa walikan Jogja mencakup berbagai fungsi sosial.
Pada awalnya, bahasa ini digunakan oleh para preman dan pejuang kemerdekaan untuk menyamarkan percakapan mereka dari perhatian otoritas, termasuk penjajah Belanda.
Dengan menggunakan sistem penukaran huruf berdasarkan aksara Jawa, mereka bisa berkomunikasi tanpa mudah dipahami oleh orang luar.
Jika kamu kesulitan dengan cara penukaran aksara jawa coba terjemahan di bawah ini. Jika awalan kata berupa huruf Vocal ( A,I,U,E,O) maka tambahkan H di depan huruf kata, Contoh: kata Aku = Haku jika diterjemahkan menjadi Payu.
Terjemahan Bahasa Walikan Jogja
Hasil Terjemahan:
Kesimpulan
Bahasa walikan Jogja adalah salah satu kekayaan budaya yang harus dilestarikan.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang sejarah, rumus pembuatan, serta kata-kata yang sering digunakan, diharapkan generasi muda dapat menjaga kelangsungan bahasa ini.
Hamzah batik – Toko batik dan oleh-oleh khas Jogja
Hamzah batik merupakan pusat batik dan oleh oleh ketika anda Berjalan-jalan di Malioboro belum lengkap tanpa membawa pulang batik Yogyakarta sebagai oleh-oleh. Batik Yogyakarta, Di Hamzah Batik Anda bisa menemukan beragam pilihan batik dan aneka macam kerajinan tersedia disini.
Sejarah Hamzah Batik
Dulu pada tahun 1950-an, di sebuah sudut Malioboro, Yogyakarta, ada toko kecil Bernama Mirota yang jualan makanan dan minuman. Toko ini milik keluarga Hamzah. ketertarikan Hamzah pada dunia batik lalu beliau membuat toko Batik yang dibuka pada tahun 1979. Toko yang semula Bernama mirota batik Lambat laun berkembang pesat dan berubah nama menjadi Hamzah batik hingga saat ini,
Dari sekadar menjual batik, toko mereka berkembang menjadi pusat batik yang besar dan terkenal. Meski Pada tahun 2004 pernah mengalami musibah kebakaran yang hebat, semangat Bapak Hamzah tidak pernah padam. Mereka bangkit kembali dan membangun toko Hamzah batik yang lebih megah.
Kini, Hamzah Batik bukan hanya toko batik, tapi juga menjadi bagian penting dalam melestarikan budaya batik Indonesia.
Di balik kesuksesan Hamzah Batik beliau adalah Bapak Hamzah sulaiman, Sosok visioner yang memiliki semangat untuk melestarikan warisan budaya Indonesia, khususnya batik.
Bapak Hamzah sulaiman, dengan kecintaannya yang mendalam pada seni batik dan kearifan lokal, berhasil membangun Hamzah Batik menjadi salah satu ikon pusat oleh-oleh dan batik terkemuka di Yogyakarta. Melalui Hamzah Batik, ia tidak hanya ingin memperkenalkan keindahan batik kepada dunia, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi para pengrajin batik dan masyarakat sekitar.
Alamat hamzah batik
Hamzah Batik terletak strategis di jantung Kota Yogyakarta, tepatnya di kawasan wisata Malioboro. Dengan lokasinya tepat di depan Pasar Beringharjo, toko batik ini mudah ditemukan oleh wisatawan.
Hamzah batik – Toko batik dan oleh-oleh khas jogja
Jam buka : Setiap Hari (07.00 – 24.00) Alamat : Jl. Margo Mulyo No.9, Ngupasan, Kec. Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55122 Maps :KLik disini Nomer telephone : (0274) 588524
Fasilitas Hamzah batik
Untuk meningkatkan layanan pengunjung yang sedang berburu oleh-oleh khas jogja toko ini terdapat 3 lantai :
Lantai 1 Hamzah Batik – Surganya Batik dan Oleh-oleh Khas Jogja
Ketika Anda memasuki lantai 1 Hamzah Batik, Anda akan langsung disambut dengan suasana khas jogja dengan aroma wangi dupa dengan di sambut keramahan karyawan. Lantai ini menjadi pusat perhatian bagi para pengunjung yang ingin mencari batik dan oleh-oleh khas Jogja.
Apa saja yang bisa Anda temukan di lantai 1?
Beragam Pilihan Batik: Mulai dari kain batik dengan motif klasik hingga modern dengan berbagi macam bahan sampai bahan sutra, pakaian batik seperti kemeja, daster, dan setelan, hingga outer batik yang sedang trend. Anda bisa memilih sesuai dengan selera dan kebutuhan Anda.
Oleh-oleh Khas Jogja: Selain batik, Anda juga bisa menemukan berbagai macam oleh-oleh khas Jogja lainnya, seperti makanan ringan, minuman tradisional, dan masih banyak lagi. Produk Lokal: Hamzah Batik juga menjual berbagai produk lokal lainnya, seperti jamu herbal, alat makan tradisional, dan pernak-pernik khas Jogja.
Belajar batik : Selain kamu bisa berbelanja di lantai 1 ada stand untuk edukasi/belajar membatik.
Suasana Belanja yang Nyaman: Dengan tata letak yang rapi dan pencahayaan yang baik, Anda akan merasa nyaman berbelanja di lantai 1 Hamzah Batik.
Lantai 2 Hamzah Batik – Surganya Kerajinan Tangan dan Cinderamata Khas Jogja
Jika lantai 1 sudah memanjakan mata dengan beragam pilihan batik dan oleh-oleh makanan, Maka lantai 2 akan membawa Anda dalam perjalanan menjelajahi kekayaan kerajinan tangan dan cinderamata khas Jogja.
Apa saja yang bisa Anda temukan di lantai 2?
Aneka Kerajinan Tangan: Di sini, Anda akan menemukan beragam kerajinan tangan yang dibuat oleh pengrajin lokal. Mulai dari ukiran kayu, anyaman bambu, hiasan tulisan lucu, gantungan lampu hingga perhiasan perak. Dan masih banyak lagi
Cinderamata Khas Jogja: Selain kerajinan tangan, terdapat pula berbagai macam cinderamata khas Jogja yang bisa Anda jadikan buah tangan. Mulai dari gantungan kunci, magnet kulkas, topeng, hingga wayang kulit, patung, berbagai macam lukisan. Dll
Koleksi barang-barang unik dan antik : di lantai 2 ini terdapat juga koleksi barang-barang antic yang bisa kamu beli untuk oleh-oleh khas jogja.
Suasana yang Menarik: Dengan dekorasi yang unik , koleksi kerajinan yang lengkap dan penataan produk yang menarik, berbelanja di lantai 2 akan menjadi pengalaman yang menyenangkan.
Lantai 3 Hamzah batik – Surganya fasion batik serba exclusive dengan harga terjangkau
Jika Anda telah menjelajahi lantai 1 dan 2 , maka lantai 3 adalah tempat yang sempurna untuk melanjutkan petualangan belanja Anda. Di lantai ini kamu bisa berbelanja batik dan juga terdapat aksesoris dan juga kerajinan serba exclusive tapi dengan harga yang terjangkau. Dengan tempat dan suasananya yang pasti nyaman.
Apa saja yang bisa Anda temukan di lantai 3?
Busana batik: Disini kamu bisa memilih busana pria maupun Wanita dengan batik-batik yang exclusive. Bukannya hanya baju-baju batik ada juga busana muslim dengan motif batik yang pasti membuat penampilan kamu lebih menawan.
Aksesoris dan kerajinan: Selain koleksi baju-baju batik yang menawan. Terdapat juga kerajinan tangan, koleksi tas-tas cantik dan masih banyak lagi
Mushola : selain pusat belanja batik dan cinderamata yang super komplit di lantai 3 ini juga terdapat Musola bagi pengunjung muslim yang ingin menjalankan ibadah sholat.
Raminten Malioboro : Setelah puas berbelanja dari lantai 1- 3 di bagian timur lantai 3 hamzah batik. Kamu bisa menikmati kuliner di raminten Malioboro. Di lantai atas dengan udara yang sejuk dengan pemandangan Kawasan Malioboro. Resto ini menyajikan berbagai makanan dan minuman yang bisa menjadi pilihan Ketika berkunjung di hamzah batik.
Tari klasik & cabaret show : Jika kamu sedang berada di Malioboro atau sedang berbelanja di hamzah batik pada waktu jumat dan sabtu petang. Jangan lewatkan untuk menyaksikan penampilan tari klasik dan raminten cabaret show.
Jika kamu berminat menyaksikan berikut kami informasikan jadwal dan harga tiket nya :
Jadwal pementasan : Setiap hari jumat dan sabtu Jam : 19.00 – 20.30 Wib Harga tiket : On the spot : Rp. 100.000 Reservasi : Rp. 180.000 Nomer Reservasi : 0895341307549 dan 08112652166
Belanja Online di Hamzah Batik: Praktis dan Menyenangkan
Ingin memiliki koleksi batik atau oleh-oleh khas Jogja tanpa harus datang langsung ke toko? Kini, Toko ini telah hadir secara online melalui website resmi dan berbagai marketplace terkemuka. Dengan belanja online, Anda dapat dengan mudah memilih dan membeli produk kesukaan Anda dari mana saja dan kapan saja.
Mengapa Memilih Belanja Online.?
Praktis dan Efisien: Tidak perlu lagi antri atau berdesakan di toko. Cukup kunjungi website atau marketplace yang Anda pilih, dan semua produk akan tersedia di ujung jari Anda.
Pilihan Produk Lengkap: Anda dapat menemukan berbagai macam produk, mulai dari batik tulis, pakaian, oleh-oleh khas Jogja, hingga kerajinan tangan.
Informasi Produk Detail: Setiap produk dilengkapi dengan deskripsi lengkap, termasuk ukuran, bahan, dan gambar produk dari berbagai sudut.
Pembayaran Mudah: Tersedia berbagai pilihan pembayaran yang aman dan mudah, seperti transfer bank, kartu kredit, atau melalui e-wallet.
Pengiriman Cepat: Pesanan Anda akan diproses dan dikirimkan dengan cepat ke alamat yang Anda berikan.
Kunjungi Website Resmi atau Marketplace: Buka website resmi atau kunjungi marketplace seperti Shopee, Tokopedia,
Cari Produk yang Anda Inginkan: Gunakan fitur pencarian untuk menemukan produk yang Anda cari atau jelajahi kategori produk yang tersedia.
Tambahkan ke Keranjang: Setelah menemukan produk yang Anda suka, tambahkan ke keranjang belanja.
Isi Detail Pengiriman: Lengkapi data diri dan alamat pengiriman Anda.
Pilih Metode Pembayaran: Pilih metode pembayaran yang paling sesuai dengan Anda.
Konfirmasi Pesanan: Periksa kembali pesanan Anda dan klik konfirmasi.
Tunggu Konfirmasi: Anda akan menerima konfirmasi pesanan beserta estimasi waktu pengiriman.
Hamzah Batik Kaliurang
Selain yang di Malioboro terdapat 1 lagi yaitu Hamzah Kaliurang terletak di dekat Kawasan wisata kaliurang jogja. Jika kamu sedang berada di wisata kaliurang cobalah berkunjung ke cabang kaliurang.
Toko ini mempunyai konsep yang sama dengan yang di Malioboro. Toko ini telah menjadi salah satu pilihan bagi para pencinta batik dan oleh-oleh khas Yogyakarta yang sedang berada di daerah Jogja sebelah utara.
Alamat dan Lokasi
Hamzah Batik Kaliurang berlokasi di:
Jl. Kaliurang No.km 15, RW.5, Kledokan, Umbulmartani, Kec. Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55582. Lokasi yang strategis di jalan Kaliurang ini membuatnya mudah ditemukan, baik bagi wisatawan maupun masyarakat lokal. Dengan dikelilingi oleh pemandangan alam yang indah, berbelanja Batik menjadi pengalaman yang menyenangkan.
Kesimpulan
Toko ini adalah surganya pacinta batik dan oleh-oleh khas jogja. Dengan koleksi kain batik dan busana batik yang beragam. Menjadikan toko ini menjadi salah satu ikon toko batik yang banyak di kunjungi wisatawan yang sedang berkunjung ke Malioboro atau berwisata di kota jogja. Selain batik, menyediakan berbagai macam kerajinan dan oleh-oleh khas Jogja yang unik dan menarik. Kunjungi sekarang untuk menikmati pengalaman berbelanja yang tak terlupakan.
Jangan lupa ikuti akun media sosial untuk mendapatkan informasi terbaru tentang produk dan promo menarik.
Nderek langkung/ Nyuwun sewu secara Bahasa Indonesia mempunyai arti Permisi numpang lewat. Tradisi ini begitu melekat di kalangan Masyarakat jogja sejak dulu jaman nenek moyang.
Yogyakarta, lebih dari sekadar destinasi wisata alam yang memesona. Di balik keindahan alamnya, terhampar kekayaan budaya Jawa yang begitu kental dan mempesona. Nderek langkung: Memahami Tata Krama dan unggah ungguh Jogja sebuah cerminan filosofi luhur Jawa, menjadi kunci untuk menyelami lebih dalam samudra budaya ini.
Baca juga: 5 Hal yang dilarang saat makan di jawa
Jauh dari sekadar aturan kaku, tata krama Jogja memancarkan nilai-nilai kesopanan, kesantunan, dan penghormatan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat. Dengan mempelajari dan menerapkan tata krama ini, wisatawan tidak hanya menunjukkan rasa hormat terhadap budaya lokal, tetapi juga membuka pintu menuju pengalaman wisata yang lebih autentik dan berkesan.
Mari kita selami lebih dalam filosofi dan praktik tata krama Nderek langkung di Masyarakat Jogja, Dan menjaga sebuah warisan budaya yang tak ternilai dan patut dilestarikan.
Menjelajahi Keindahan Budaya: Mempelajari Tata Krama Jogja dalam Interaksi Sehari-hari
Salah satu aspek penting dalam tata krama Jogja adalah bagaimana seseorang berperilaku saat bertemu orang lain. Interaksi ini menjadi momen awal untuk membangun rasa hormat dan saling menghargai. Mari kita selami beberapa contoh praktis tata krama Jogja saat bertemu orang, yang mencerminkan kearifan lokal dan budaya Jawa yang dijunjung tinggi.
Berikut contoh tata krama dalam interaksi sehari-hari dengan orang yang lebih tua :
Lewat di hadapan rang yang lebih tua:
Menyapa dengan salam dan senyuman, menggunakan bahasa yang sopan, seperti Nderek langkung atau nuwun sewu dan Menundukan kepala atau badan sebagai symbol penghormatan kepada yang lebih tua.
Mendahului orang lain Ketika berjalan :
Di Yogyakarta, terdapat tata krama khusus yang mengatur perilaku saat berjalan, termasuk aturan tentang mendahului orang lain. Mendahului saat berjalan kaki pun Masyarakat jogja mempunyai tegur sapa yang menjadi tata krama seperti mengucapkan Mangga atau kula ngrumiyini nggih. Memahami tata krama ini tidak hanya membantu Anda menghindari kesalahpahaman, tetapi juga menunjukkan rasa hormat terhadap budaya dan tradisi setempat.
Mempersilahkan orang lain untuk duduk ( Mangga lenggah atau mangga pinarak )
Menyapa orang lain yang mau pergi ( badhe tindak pundi )
Menawarkan bantuan orang lain ( mangga kulo biantu )
Dan masih banyak lagi
Melestarikan budaya tata krama mulai dari diri sendiri
Marilah kita memulai hari ini dengan menyapa orang – orang di sekitar kita dengan salam dan sapaan berbahasa Jawa.
Menggunakan sapaan sehari-hari dilingkungan/sekitar kita seperti :
Lebih dari sekadar kata-kata, salam dan sapaan ini merupakan cerminan dari karakter dan kepribadian kita. Dengan menunjukkan rasa hormat dan sopan santun, kita tidak hanya menyenangkan hati orang lain, tetapi juga melestarikan budaya dan tradisi Jawa yang kaya.
Marilah kita bersama-sama menjadi generasi penerus yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Jawa. Dimulai dari hal-hal kecil seperti menyapa dengan bahasa Jawa, kita dapat menanamkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap budaya leluhur.
Jangan ragu untuk menunjukkan jati diri kita sebagai orang Jawa.
Mitos Orang Jawa. Kenapa Menyapu Harus Bersih? Mitos masyarakat Jawa merupakan cerita rakyat yang diwariskan turun-temurun dan mengandung nilai-nilai budaya serta kearifan lokal.
Mitos-mitos ini sering kali dikaitkan dengan kepercayaan, tradisi, dan norma sosial yang berlaku di masyarakat Jawa.
Fungsi Mitos Jawa:
Sebagai pedoman hidup: Mitos memberikan arahan dalam berperilaku dan mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari.
Menjaga kelestarian budaya: Mitos melestarikan nilai-nilai budaya dan tradisi Jawa yang diwariskan dari leluhur.
Meningkatkan rasa cinta tanah air: Mitos menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap budaya Jawa.
Sebagai media hiburan: Mitos menjadi cerita rakyat yang menghibur dan menarik untuk didengarkan.
Mitos Orang Jawa. Kenapa Menyapu Harus Bersih?[/caption]
Menyingkap Makna di Balik Tradisi Menyapu Bersih dalam Budaya Jawa
Di balik Mitos Orang Jawa. Kenapa Menyapu Harus Bersih? kesederhanaan aktivitas menyapu, tersimpan tradisi dan makna mendalam dalam budaya Jawa.
Tradisi menyapu bersih bukan sekadar menjaga kebersihan, tetapi juga dipercaya membawa berbagai keberuntungan dan tolak bala.
Tradisi menyapu bersih dalam budaya Jawa merupakan contoh nyata bagaimana tradisi dan nilai-nilai luhur dapat terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari.
Tradisi ini bukan hanya tentang kebersihan, tetapi juga tentang menjaga keharmonisan dan keseimbangan dalam hidup.
Lebih dari sekadar tradisi, menyapu bersih juga melambangkan sebuah refleksi diri dan kepedulian terhadap lingkungan.
Saat menyapu, kita diajak untuk merenungkan dan membersihkan diri dari hal-hal negatif, sekaligus menjaga kebersihan dan keharmonisan dengan alam sekitar.
Menelusuri Tradisi Gugon Tuhon: Mitos dan Larangan bagi Masyarakat Jawa
Di tanah Jawa, tradisi turun-temurun yang dikenal sebagai “Gugon tuhon” atau mitos, masih mewarnai kehidupan masyarakat, khususnya bagi para perempuan.
Mitos-mitos ini, yang diwariskan dari generasi ke generasi, membawa pesan dan nilai-nilai luhur, serta larangan yang diyakini membawa konsekuensi tertentu.
Gugon tuhon, secara harfiah berarti “bisikan leluhur“, merupakan tradisi lisan yang berisi nasihat, larangan, dan panduan hidup dari orang tua kepada anak cucunya.
Tradisi ini mencerminkan kearifan lokal dan nilai-nilai budaya Jawa yang dijaga dan dilestarikan.
Meskipun beberapa mitos mungkin sulit dinalar secara logis, namun di baliknya terkandung makna dan pelajaran berharga.
Dalam hal ini Mitos Orang Jawa. Kenapa Menyapu Harus Bersih? menjadi pedoman hidup yang membantu mereka dalam menjalani peran dan tanggung jawabnya.
Mitos Orang Jawa. Kenapa Menyapu Harus Bersih?[/caption]
Mitos menyapu harus bersih di Masyarakat jawa
” Yen nyapu sing resik mengko ndak bojone brewoken “
( kalau menyapu yang bersih biar tidak mendapat jodoh brewokan)
Di balik mitos Orang Jawa. Kenapa Menyapu Harus Bersih? atau gugon tuhon yang konon membawa kemudahan mendapatkan jodoh tampan / cantik, terselip makna tersirat tentang pentingnya menjaga kebersihan bagi perempuan.
Mitos ini, meskipun tidak dapat dibuktikan secara logis, dapat diinterpretasikan sebagai sebuah ajakan bagi perempuan untuk selalu tampil rapi dan terawat.
Yang pada akhirnya dapat meningkatkan daya tarik dan peluang mereka untuk mendapatkan pasangan yang sesuai.
Mitos – mitos yang berkembang di kalangan masyarakat jawa
Aja lungguh ning ngarep lawang, mundhak wong sing nglamar mbalik (Jangan duduk di depan pintu agar orang yang mau melamar tidak pergi lagi).
Bocah wadon aja lungguh jegang, ora ilok (Anak gadis tidak baik duduk dengan menekuk kaki ke atas, tidak elok).
Bocah wadon uwis prawan, yen surup aja dolan mengko diculik demit (Anak gadis tidak baik pergi ke luar rumah menjelang malam karena dipercaya akan diganggu oleh makhluk halus).
Siul dimalam hari. Mengko ndak ngundang demit ( larangan bersiul di malam hari karena bisa mengundang mahluk halus )
Mari kita telusuri lebih dalam jejak sejarah nasi tumpeng, menguak makna simbolik di balik setiap elemennya, dan menyelami nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
Menelusuri Jejak Sejarah dan Makna Mendalam Nasi Tumpeng: Simbol Kemakmuran dan Rasa Syukur
Nasi tumpeng bukan sekadar hidangan biasa, tetapi memiliki makna sakral dan filosofis yang mendalam dalam budaya Indonesia.
Bentuk kerucut nasi tumpeng melambangkan hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan puncaknya yang menjulang tinggi menjadi simbol harapan untuk kehidupan yang lebih baik.
Tradisi memotong nasi tumpeng dimulai dari puncaknya, melambangkan doa dan harapan agar acara yang sedang berlangsung dapat mencapai hasil terbaik.
Lauk pauk yang disajikan bersama nasi tumpeng pun tak sembarangan. Jumlahnya yang tujuh melambangkan “pitu” dalam bahasa Jawa, yang berarti “pitulungan” atau pertolongan.
Secara keseluruhan, nasi tumpeng bukan hanya hidangan lezat, tetapi juga simbol budaya yang sarat makna dan nilai-nilai luhur.
Filosofi di balik Lezatnya Nasi Tumpeng
Di balik hidangan nasi tumpeng yang menjadi salah satu menu ikonik di The house of raminten ini terdapat makna filosofis yang sarat nilai budaya Jawa. Kata “tumpeng” ternyata merupakan singkatan dari “yen metu kudu mempeng”.
Yang berarti “ketika keluar harus sungguh-sungguh dan bersemangat”. Makna ini menjadi pengingat bagi kita untuk selalu mengerjakan setiap pekerjaan dengan penuh dedikasi dan pantang menyerah, seperti semangat yang terkandung dalam tradisi nasi tumpeng.
Ada juga yang mengartikan Tumpeng merupakan singkatan dari “tumapaking penguripan, tumindak lempeng tumuju Pangeran.” Artinya, berkiblatlah kepada pemikiran bahwa manusia itu harus hidup menuju jalan Tuhan.
Makna Simbolis Nasi Tumpeng:
Bentuk Kerucut: Melambangkan gunung suci, tempat bersemayamnya para dewa dan roh leluhur, serta melambangkan hubungan manusia dengan alam semesta. Bentuk kerucut yang menjulang tinggi juga diartikan sebagai doa dan harapan untuk mencapai cita-cita.
Nasi Kuning: Warna kuning melambangkan kemakmuran, kekayaan, dan kesucian. Penggunaan nasi kuning dalam tumpeng melambangkan rasa syukur atas karunia yang diterima dan doa untuk mencapai kemakmuran.
Lauk Pauk: Setiap lauk pauk yang disajikan bersama nasi tumpeng memiliki makna simbolisnya sendiri. Contohnya, ayam melambangkan keberanian, telur melambangkan kesuburan, dan urap melambangkan kesederhanaan.
Memotong dan Membagikan: Tradisi memotong nasi tumpeng dan membagikannya kepada orang lain melambangkan kebersamaan, gotong royong, dan rasa syukur atas karunia yang diterima. Orang yang memotong tumpeng biasanya adalah orang yang dihormati atau yang memiliki kedudukan tinggi.
Nilai Budaya Nasi Tumpeng:
Penghormatan kepada Leluhur: Tradisi nasi tumpeng terdahulu erat kaitannya dengan ritual penghormatan kepada leluhur. Bentuk kerucut nasi tumpeng melambangkan gunung suci, tempat bersemayamnya para roh leluhur.
Rasa Syukur: Nasi tumpeng kini menjadi simbol rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang diterima. Tradisi memotong dan membagikan nasi tumpeng melambangkan rasa syukur yang dibagikan kepada sesama.
Dalam perkembangan jaman menu Nasi tumpeng tidak lagi hanya ada dalam acara-acara ritual saja. Salah satu menu favorit di The house of Raminten ini sudah mengalami perubahan dari segi Nasi, lauk, dan menu – menu yang didalamnya untuk mengikuti selera lidah para pelanggan.
Menu Ikonik Nasi tumpeng di The house of Raminten
Rumah makan dengan konsep yang menawarkan suasana Jogja ini. Bukan hanya menawarkan suasana yang kental akan budaya Jogja. Raminten juga menawarkan banyak menu yang memanjakan lidah para pecinta kuliner Ketika berlibur di kota Yogyakata.
Restoran ini Terletak di Tengah pusat kota Jogja lebih tepatnya di timur tugu Jogja. Kamu bisa menemukannya di Alamat berikut :
Menu tumpeng ijen ini cocok dinikmati untuk porsi 1 orang. Menu masakan ini terdiri dari berbagai bahan antara lain :
Disajikan dengan Nasi putih,sate ati ampela,tahu,
tempe,dan sayuran
Menu pasugatan ini cocok dinikmati untuk porsi 1 orang. Menu masakan ini terdiri dari berbagai bahan antara lain :
Disajikan dengan Nasi,ayam bumbu santan,
sambel,dan sayuran
5 Hal yang dilarang Ketika Makan di Jawa yang perlu kamu ketahui
Yogyakarta sebagai kota kaya budaya dan tradisi. kota yang terhampar di kaki Gunung Merapi, menyimpan pesona budaya dan tradisi yang tak lekang oleh waktu.
Dijuluki sebagai “Kota Pelajar” dan “Kota Budaya”, Yogyakarta menawarkan pengalaman wisata yang tak terlupakan bagi para pecinta budaya dan sejarah.
Bagi masyarakat Jogja terdapat norma atau larangan ketika makan di masyarakat jawa yang tidak tertulis namun sudah menjadi tradisi di kalangan masyarakat
Menelusuri Jejak Sejarah di Keraton Yogyakarta
Memasuki gerbang Keraton Yogyakarta, seolah-olah kita melangkah kembali ke masa kejayaan Kesultanan Yogyakarta.
Arsitektur keraton yang megah, taman-taman yang asri, dan koleksi benda-benda pusaka menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Yogyakarta.
Di sini, Anda dapat menyaksikan pertunjukan tari tradisional Jawa yang memukau, seperti tari Bedhaya dan tari Serimpi.
Mencicipi Kuliner Khas Yogyakarta yang Lezat
Yogyakarta terkenal dengan kulinernya yang lezat dan kaya rasa.
Gudeg, nangka muda yang dimasak dengan santan dan gula merah, adalah makanan khas Yogyakarta yang wajib dicoba.
Anda wajib mencoba datang ke Restoran dengan konsep suasana yang kental dengan budaya jogja salah satu yang terkenal adalah
Menjaga Tradisi Jogja: Larangan ketika makan di masyarakat jawa
Yogyakarta, kota yang kaya akan budaya dan tradisi, menyimpan pesona yang tak lekang oleh waktu.
Salah satu kekayaan budaya yang wajib dilestarikan adalah tata krama dalam menyantap hidangan.
Bagi masyarakat Jawa, terdapat beberapa larangan ketika makan di masyarakat jawa yang mencerminkan nilai-nilai luhur dan penghormatan terhadap leluhur.
Lebih dari Sekedar Aturan
Larangan ketika makan di masyarakat jawa bukan hanya tentang aturan, tetapi juga tentang penghargaan terhadap budaya dan tradisi.
Mempelajari dan menerapkan tata krama makan di Jawa adalah salah satu cara untuk melestarikan budaya yang kaya ini.
Memperkaya Tradisi
Menjaga tata krama makan di Jawa bukan hanya tentang menghormati tradisi, tetapi juga tentang menjaga nilai-nilai luhur seperti kesopanan, rasa hormat, dan penghargaan terhadap leluhur.
Menerapkan tata krama ini dalam kehidupan sehari-hari dapat memperkaya tradisi dan memperkuat rasa persatuan di masyarakat.
Warisan Budaya yang Berharga
Tata krama makan di Jawa adalah bagian dari warisan budaya yang berharga dan harus dilestarikan.
Dengan menjaga dan menerapkan tata krama ini, kita dapat memastikan bahwa tradisi dan nilai-nilai luhur budaya Jogja tetap hidup dan berkembang di masa depan.
Bersama Melestarikan Budaya Jogja
Menjaga budaya Jogja adalah tanggung jawab kita bersama.
Dengan mempelajari, menerapkan, dan melestarikan budaya ini, kita dapat menjaga warisan leluhur dan memperkaya khazanah budaya Indonesia.
Mari lestarikan budaya Jogja!
Berikut aturan ketika makan di masyarakat jawa yang masih di pegang teguh hingga saat ini :
5 Hal Larangan ketika makan di masyarakat jawa yang perlu kamu ketahui:
1. Dilarang makan depan pintu
Alasan Praktis:
Menghalangi lalu lintas: Makan di depan pintu dapat menghalangi orang lain yang ingin masuk atau keluar rumah.
Keamanan: Duduk di depan pintu dapat menghalangi pandangan dan membuat orang mudah tersandung. Hal ini berbahaya, terutama bagi anak-anak dan lansia.
Kebersihan: Remah-remah makanan dan kotoran lainnya yang jatuh di depan pintu dapat mengotori area tersebut dan menarik hewan pengerat.
Alasan Budaya dan Tradisi:
Menghormati leluhur: Menurut kepercayaan Jawa, leluhur sering melewati pintu rumah. Makan di depan pintu dianggap tidak sopan dan tidak menghormati mereka.
Membawa sial: Ada mitos yang mengatakan bahwa makan di depan pintu dapat membawa sial, seperti kesulitan mendapatkan jodoh atau rezeki yang seret.
Menjaga sopan santun: Makan di depan pintu dianggap tidak sopan dan menunjukkan sikap tidak menghargai orang lain.
2. Dilarang makan sambil berdiri
Alasan Budaya:
Menghormati Leluhur: Tradisi makan sambil duduk di Jawa telah diwariskan turun-temurun dan dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur. Makan dengan posisi duduk yang sopan menunjukkan rasa terima kasih atas rezeki yang diberikan.
Menjaga Kesopanan: Makan sambil berdiri dianggap tidak sopan dan kurang estetis. Posisi duduk dianggap lebih rapi dan menunjukkan sikap yang lebih terhormat saat menyantap hidangan.
Menghargai Makanan: Duduk dengan tenang saat makan memungkinkan untuk fokus pada rasa dan menikmati hidangan dengan lebih baik. Makan sambil berdiri berisiko terburu-buru dan tidak menghargai makanan.
Mempermudah Pencernaan: Posisi duduk yang tegak saat makan membantu proses pencernaan makanan. Duduk tegak membantu lambung bekerja dengan optimal dan mencegah asam lambung naik.
Menjaga Kesehatan: Makan sambil berdiri dapat menyebabkan tersedak dan terburu-buru menelan makanan, hal tersebut menjadi salah satu Larangan ketika makan di masyarakat jawa.
Alasan Praktis:
Mencegah Tumpahan: Duduk saat makan membantu menjaga makanan tetap di piring dan mencegah tumpah. Hal ini penting untuk menjaga kebersihan dan menghindari pemborosan makanan.
Memudahkan Berbagi: Makan sambil duduk memungkinkan untuk berbagi makanan dengan lebih mudah dan sopan. Posisi duduk yang berdekatan memudahkan untuk menyajikan dan menerima makanan dari orang lain.
Menjaga Kebersihan: Duduk saat makan membantu menjaga kebersihan tangan dan pakaian dari cipratan makanan. Hal ini penting untuk menjaga kesehatan dan estetika.
3. Dilarang makan sambil tidur
Alasan Kesehatan:
Gangguan Pencernaan: Makan sambil tidur dapat mengganggu proses pencernaan karena posisi tubuh yang tidak ideal dan fokus yang terpecah. Hal ini dapat menyebabkan asam lambung naik, sakit perut, kembung, dan mual.
Tersedak: Saat makan sambil tidur, risiko tersedak lebih tinggi karena kurangnya fokus dan koordinasi. Tersedak dapat menyebabkan gangguan pernapasan, bahkan kematian dalam kasus yang parah.
Kebersihan: Makan sambil tidur dapat mengotorkan tempat tidur dengan remah-remah makanan dan tumpahan minuman. Hal ini dapat menjadi sumber penyakit dan kuman.
Alasan Budaya:
Sikap Tidak Sopan: Makan sambil tidur dianggap tidak sopan dalam budaya Jawa. Hal ini menunjukkan ketidakpedulian terhadap kebersihan dan kurangnya penghargaan terhadap makanan.
Ketidakberuntungan: Mitos Jawa kuno percaya bahwa makan sambil tidur dapat membawa sial dan ketidakberuntungan.
Menghormati Leluhur: Tradisi makan bersama di meja makan dengan posisi duduk yang tepat merupakan cara untuk menghormati leluhur dan menjaga nilai-nilai budaya.
4. Dilarang nyisahin makanan
beberapa alasan mengapa orang Jawa dilarang menyisakan makanan:
Sikap Bersyukur: Menyiakan makanan dianggap sebagai ketidak bersyukuran atas rezeki yang diberikan. Masyarakat Jawa percaya bahwa makanan adalah berkah dari Tuhan dan harus disyukuri dengan cara menghabiskannya.
Menghormati Leluhur: Menurut tradisi Jawa, sisa makanan melambangkan ketidakhormatan kepada leluhur yang telah menyediakan makanan. Leluhur dipercaya selalu hadir saat makan dan harus dihormati dengan menghabiskan makanan yang telah disajikan.
Peduli Terhadap Sesama:Menyiakan makanan berarti membuang sumber daya yang berharga. Di Jawa, masih banyak orang yang kekurangan pangan. Menyiakan makanan berarti mengabaikan kebutuhan mereka dan dianggap tidak peduli terhadap sesama.
Menjaga Keseimbangan Alam:Memproduksi makanan membutuhkan banyak sumber daya alam, seperti air, tanah, dan energi. Menyiakan makanan berarti membuang sumber daya alam secara sia-sia dan mengganggu keseimbangan alam.
Mengajarkan Kedisiplinan:Larangan menyisakan makanan juga bertujuan untuk mengajarkan kedisiplinan kepada anak-anak. Dengan menghabiskan makanan, mereka belajar untuk menghargai makanan dan tidak membuang-buang barang.
Lebih dari Sekedar Larangan:
Larangan ketika makan di masyarakat jawa bukan hanya tentang aturan, tetapi juga tentang menanamkan nilai-nilai luhur seperti rasa syukur, penghormatan, kepedulian, dan disiplin. Menerapkan larangan ini dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu kita menjadi pribadi yang lebih baik dan bertanggung jawab.
5. Dilarang makan sambil ngecap
Alasan Budaya:
Menjaga Kesopanan: Makan sambil ngecap dianggap tidak sopan dan kurang estetis dalam budaya Jawa. Hal ini menunjukkan sikap terburu-buru dan tidak menghargai makanan.
Menghormati Leluhur: Tradisi makan di Jawa diwariskan turun-temurun dari leluhur. Menjaga tata krama makan, termasuk menghindari ngecap, merupakan bentuk penghormatan terhadap mereka.
Menjaga Kebersihan: Ngecap dapat menyebabkan sisa makanan menempel di tangan dan mencemari makanan yang lain. Hal ini dianggap tidak higienis dan dapat menimbulkan penyakit.
Alasan Kesehatan:
Mengganggu Pencernaan: Ngecap dapat menyebabkan udara masuk ke dalam pencernaan, yang dapat menyebabkan perut kembung dan begah.
Tersedak: Ngecap dapat membuat seseorang tersedak, terutama saat makan makanan yang keras atau cair.
Menyebarkan Kuman: Ngecap dapat menyebarkan kuman dan bakteri dari tangan ke makanan, terutama jika tangan tidak dicuci dengan bersih.
Yogyakarta, kota yang terkenal dengan budaya dan tradisinya yang kaya, menyimpan warisan leluhur yang tak ternilai harganya.
Salah satu Melestarikan Larangan ketika makan di masyarakat jawa adalah budaya yang harus kita lestarikanhal ini bukan hanya tanggung jawab masyarakat Yogyakarta, tetapi juga seluruh bangsa Indonesia.
Upaya Melestarikan Budaya Jogja:
Mempelajari dan memahami budaya Jogja: Kita dapat mempelajari budaya Jogja melalui berbagai sumber, seperti buku, artikel, dan pertunjukan seni.
Menjaga tradisi dan adat istiadat: Kita dapat menjaga tradisi dan adat istiadat Jogja dengan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Mencintai dan menggunakan produk budaya Jogja: Kita dapat membeli dan menggunakan produk budaya Jogja, seperti batik, kerajinan tangan, dan kuliner khas Jogja.
Mempromosikan budaya Jogja: The house of raminten ikut peran serta dalam mempromosikan budaya Jogja kepada orang lain melalui media sosial, website, dan forum online.
Menjaga situs-situs budaya: Kita dapat menjaga situs-situs budaya Jogja dengan tidak merusak atau mengotori situs tersebut.
The house of Raminten merupakan suatu keluarga besar yang berusaha meningkatkan taraf hidup melalui cara kerja yang Professional ( Terampil ) dan Berdedikasi tinggi sehingga para pembeli /pelanggan memiliki gambaran positif, menghargai, dan tertarik dengan kepribadian Masyarakat Yogyakarta sebagai Kota tujuan wisata. Sehingga demikian, pengembangan pariwisata di Yogyakarta terus tumbuh dan berkembang
The house of Raminten Bagai membangun keluarga dengan penuh cinta kasih. Seperti menyebar benih pelayanan dengan kemesraan, dan memungut panen hasil penjualan dengan kegirangan. Dan hanya kerja dengan rasa cinta, dapat mengubah suara angin menjadi alunan gending yang semakin agung.
Berikut fakta menarik tentang raminten. banyak yang bertanya-tanya siapa Raminten.? Simak artikel di bawah agar tidak penasaran lagi.
Busana Yang dikenakan waiter dan waitreesnya pun tidak kalah uniknya. Waiter mengenakan kain jarik yang dimodifikasi dengan atasan dan rompi. Sedangkan waitreesnya mengenakan kain jarik dan kemben seperti halnya abdi dalem kraton.
Senyum dan sapaan yang ramah kepada pengunjung menjadi sebuah keharusan seperti halnya adat istiadat Jawa terutama Jogjakarta.
Siapa sih Raminten..?
Asal nama Raminten berawal dari beliau Kanjeng Mas Tumenggung Tanoyo Hamijinindyo adalah nama abdi dalem kraton dari pemilik The House of Raminten adalah bapak Hamzah sulaiman.
Beliau owner Toko batik terkemuka di Yogyakarta, Hamzah Batik yang dulunya bernama Mirota Batik Malioboro. Sejarah nama Raminten di ambil dari sebuah nama peran dari Bapak Hamzah Sulaiman dalam acara komedi situasi di sebuah stasiun televisi local (Jogja TV).
Beliau memerankan sosok perempuan Jawa yg lengkap dengan busana Jawa; berkebaya, memakai jarik dan berkonde yang bernama Raminten
Alasan Raminten menjadi tujuan kuliner di Jogja
Seiring dengan perkembangannya sampai saat ini The house of Raminten telah menjadi salah satu tujuan wisata kuliner jogja. Hal ini tidak terlepas dari peran serta Raminten dalam mempertahankan apa yang menjadi ke unikan ataupun kekhasan The house of Raminten itu sendiri. Justru dengan keunikan dan ke khasannya Raminten mampu bertahan meskipun banyak competitor-competitor lain.
Fakta menarik tentang kuliner Raminten Jogja
1. Patung Raminten
Patung yang menggambarkan sosok perempuan Jawa setengah baya yang lengkap dengan identitas orang Jawa seperti berkonde, berkain jarik dan berkebaya. menjadi daya tarik tersendiri karena bentuknya yang iconic.
2. Suasana Aestetik
Busana Yang dikenakan waiter dan waitreesnya pun tidak kalah uniknya. Waiter mengenakan kain jarik yang dimodifikasi dengan atasan dan rompi. Sedangkan waitreesnya mengenakan kain jarik dan kemben seperti halnya abdi dalem Kraton. Senyum dan sapaan yang ramah kepada pengunjung menjadi sebuah keharusan seperti halnya adat istiadat Jawa terutama Jogjakarta
Dengan suasana tradisional Jogja dengan di penuhi ornamen – ornamen khas jogja. ditambah alunan gending gending gamelan menambah daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke The house of Raminten.
3. Busana Waiter & Waiters
Busana Yang dikenakan waiter dan waitreesnyapun tidak kalah uniknya. Waiter mengenakan kain jarik yang dimodifikasi dengan atasan dan rompi. Sedangkan waitreesnya mengenakan kain jarik dan kemben seperti halnya abdi dalem kraton. Senyum dan sapaan yang ramah kepada pengunjung menjadi sebuah keharusan seperti halnya adat istiadat Jawa terutama Jogjakarta.
4. Menu dengan tampilan & nama yang unik
Menu makanan maupun minumannya menjadikan daya tarik kuliner jogja semuadisajikan dengan wadah dan gelas yang unik. Dengan penyajian yang ‘tidak biasa’ Raminten berharap pengunjung akan mendapat kesan karena ke unikannya. Selain itu nama-nama dari setiap menunya juga menggunakan sebutan yang unik pula. Misalnya minuman gajah ndekem, ayam koteka, bangjo pecinan dll.
Itulah beberapa yang menjadi ke unikan The house of Raminten. Dengan harapan pengunjung tidak hanya akan mendapatkan kesan yang baik namun juga sebuah pengalaman baru dalam dunia wisata kuliner Jogja. Anda juga bisa mencari oleh-oleh aneka kerajinan di Hamzah batik Malioboro dan Hamzah Batik Kaliurang.
Sejarah Raminten tak lepas dari beliau Kanjeng Mas Tumenggung Hamijinindyo adalah nama gelar pemberian dari Ngarso Dalem ( Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X ) Raja kraton Yogyakarta. Beliau adalah pemilik The House of Raminten yang bernama bapak Hamzah sulaiman.
Beliau juga pemilik Hamzah Batik yang dulunya bernama Mirota Batik Malioboro. Sejarah nama Raminten di ambil dari sebuah peran Hamzah Sulaiman dalam acara komedi situasi di sebuah stasiun televisi local (Jogja TV). Beliau memerankan sosok perempuan Jawa yg lengkap dengan busana Jawa; berkebaya, memakai jarik dan berkonde.
Dari peran itulah beliau memulai dengan nama Raminten dan sosok yang sudah di kenal masyarakat saat ini. Bahkan menjadi icon di Hamzah Batik & Raminten Group. Sejarah The House of Raminten Kotabaru berdiri pada tanggal 26 Desember 2008 dan beralamat di JL.FM Noto No.7 Kotabaru Yogyakarta. Anda juga bisa temukan di Google Maps. Di awal berdirinya The House of Raminten hanya berjualan aneka jamu.
Mulai dari jamu beras kencur, kunir asem, jamu kolesterol, asam urat, dan berbagai jamu lainnya. Dalam perkembangannya selain jamu juga menjual Sego Kucing dengan harga Rp.1000. Rupanya dengan menjual sego kucing dengan harga yang “spektakuler” inilah sejarah Raminten mulai di kenal orang. Dari sinilah awal mula pelanggan mulai berdatangan sampai rela mengantri untuk dapat tempat duduk. Dan SEGO KUCING seribu rupiah inilah yang sampai sekarang tetap menjadi icon di The House of Raminten.
Visinya adalah memberikan lapangan kerja, dalam hal ini bergerak di dunia kuliner yang diharapkan meningkatkan kesejahteraan keluarga besar The House of Raminten dalam semangat kekeluargaan. Misinya turut serta memajukan pariwisata terutama wisata kuliner di Yogyakarta. Dengan tetap berkonsisten mempertahankan budaya tradisional khususnya jawa.
Suasana tradisional Jawa
The House Of Raminten merupakan tempat makan yang sangat unik dan menonjolkan tema tradisional Jawa, yang berada dikawasan kota baru Yogyakarta. Bahkan penataan tempat beserta pakaian seragam waiternya pun sangatlah menarik. Pertama masuk pengunjung akan menjumpai bangunan yang semi permanen dengan menonjolkan unsur kayu sebagai bangunannya. Pengunjung juga akan menjumpai tatanan bunga setaman disudut-sudut ruangan, dan wewangian dupa yang akan menambah kentalnya suasana tradisional sebagaimana yang sering kita jumpai dirumah-rumah Jawa.
Tidak hanya itu, pengunjung akan disambut dengan ramah oleh waiter dan waitris yang lengkap berbusana tradisional jawa, busana kemben dan kain jarik yang dikenakan waitris (pegawai perempuan) Mengadopsi dari busana para abdi dalem Keraton Yogyakarta yang sudah dimodifikasi ala Raminten, sedangkan pakaian pegawai laki-laki atau waiternya mengenakan kain jarik dan modifikasi rompi dan kaos.
Di area reseptionis pada pintu masuk anda akan melihat 2 (dua) kereta kencana yang menambah kesan kentalnya kebudayaan Jawa khususnya Jogjakarta, Pada area dalam restoran anda bisa melihat proses pembuatan kain batik tulis, setiap hari jum’at pada jam makan siang ditempat kita menyuguhkan tari klasik jawa yang dimainkan oleh penari dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Hadir pula didalam ruangan aktifitas ibu-ibu yang membatik bahkan bisa dijadikan spot foto yang menarik. Selain itu, disetiap hari jumat siang juga menyuguhkan rangkkaian tari tradisional gaya Yogyakarta. Bangunan The House of Raminten terdiri dari 3 lantai yang rata-rata menggunakan tempat duduk lesehan yang nyaman.
Sajian kuliner Raminten
menyajikan berbagai macam pilihan menu makanan dan minuman dengan nama dan rasa yang unik dan rasa yang memanjakan lidah pengunjung. Silahkan tekan MENU disamping untuk melihat seluruh
Keunggulan selain nama menu juga harganya yang sangat terjangkau juga penyajian menunya yang unik dan nama-nama yang unik pula. jadi jangan sampai terlewatkan ya jika sedang berlibur di kota Yogyakarta untuk berkunjung dan menikmati kuliner di The house of Raminten.