Eksplorasi Rasa Jogja: Panduan Lengkap Mencicipi 30+ Makanan Khas yang Tak Terlupakan
Yogyakarta, lebih dari sekadar kota budaya dan sejarah, adalah surga kuliner yang memanjakan lidah dengan cita rasa otentik yang diwariskan dari generasi ke generasi. Setiap sudut kota ini menyimpan aroma menggoda,
dari manisnya gudeg yang meresap hingga gurihnya sate klathak yang membakar semangat. Lebih dari sekadar mengisi perut, mencicipi makanan khas Jogja adalah sebuah perjalanan rasa yang menghubungkan Anda dengan sejarah, tradisi, dan keramahan masyarakatnya.
Siapkan diri Anda untuk petualangan kuliner tak terlupakan! Dalam panduan lengkap ini, kita akan menjelajahi lebih dari 30 makanan khas Yogyakarta yang wajib Anda coba. Dari hidangan legendaris yang telah melegenda hingga kreasi kuliner kekinian yang menggoda, mari kita ungkap keunikan rasa dan cerita di balik setiap gigitan.
Tempat Makan Khas Jogja yang Populer: Menjelajahi Lebih Dalam Rasa Lokal
Selain tempat-tempat yang sudah disebutkan di atas, berikut beberapa kawasan dan tempat makan lain yang wajib Anda kunjungi untuk pengalaman kuliner Jogja yang lebih mendalam:
The House of Raminten
Restoran ini terkenal dengan konsep tradisional Jawa yang kental, lengkap dengan dekorasi unik dan suasana yang menarik.
Menyajikan berbagai menu khas Yogyakarta dan Jawa lainnya dengan cita rasa yang otentik. Tempat ini sering menjadi tujuan wisata kuliner karena pengalaman bersantap yang berbeda.
(Alamat: Jl. FM Noto No.7, Kotabaru, Gondokusuman, Yogyakarta. Jam Buka: 24 Jam. Perkiraan Harga: Rp 20.000 – Rp 100.000)
Lesehan Malioboro
Menikmati berbagai kuliner khas Jogja dengan suasana malam yang meriah.
Pasar Beringharjo
Selain berbelanja, Anda juga bisa menemukan berbagai jajanan pasar dan makanan tradisional dengan harga terjangkau.
Sentra Gudeg Wijilan
Surga bagi pecinta gudeg, berbagai warung dengan cita rasa yang berbeda berkumpul di sini.
Mahakarya Kuliner Utama: Makanan Khas Yogyakarta dengan Cita Rasa Mendalam
Berikut ini kami ulas daftar makanan khas jogja yang wajib kamu coba ketika sedang berkunjung di kota gudeg :
Gudeg: Ikon Manis Gurih dari Kota Gudeg (Asal: Yogyakarta)
Inilah dia bintangnya, gudeg, makanan yang paling identik dengan Yogyakarta. Terbuat dari nangka muda (gori) yang dimasak perlahan selama berjam-jam dengan santan, gula aren, dan rempah-rempah seperti bawang merah, bawang putih, ketumbar, dan kemiri.
Proses memasak yang lama inilah yang menghasilkan tekstur nangka yang lembut, berwarna cokelat kemerahan, dan cita rasa manis gurih yang meresap sempurna. Biasanya disajikan dengan nasi putih hangat, telur rebus, krecek (kulit sapi yang dimasak pedas), dan ayam kampung opor. Beberapa sumber menyebutkan bahwa gudeg sudah dikenal sejak abad ke-16.
Konon, gudeg sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram Islam. Rasa manisnya dipercaya dipengaruhi oleh ketersediaan gula aren di wilayah ini. Setiap warung gudeg memiliki resep rahasia yang menghasilkan cita rasa uniknya masing-masing. Ada dua jenis utama gudeg: kering (lebih sedikit kuah dan tahan lama) dan basah (lebih banyak kuah).
(Rekomendasi Tempat Makan Terbaik):
- Gudeg Yu Djum (Wijilan): Legendaris sejak 1950-an, terkenal dengan gudeg keringnya yang tahan lama. (Alamat: Jl. Wijilan No.31, Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55131. Jam Buka: 05.00 – 22.00 WIB. Perkiraan Harga: Rp 20.000 – Rp 40.000)
- Gudeg Mbak Yu Djum (Barek): Pilihan populer di kalangan mahasiswa, menawarkan gudeg basah yang kaya kuah. (Alamat: Ruko Selokan Mataram, Jl. Selokan Mataram No.12l, Kocoran, Condongcatur, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55283. Jam Buka: 17.00 – 01.00 WIB. Perkiraan Harga: Rp 15.000 – Rp 30.000)
- Gudeg Pawon: Pengalaman unik menyantap gudeg langsung dari “pawon” (dapur tradisional) di malam hari. (Alamat: Jl. Prof. DR. Soepomo Sh UH/IV No.36, Warungboto, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55164. Jam Buka: 22.30 – 04.00 WIB. Perkiraan Harga: Rp 25.000 – Rp 50.000)
(Tips): Nikmati gudeg dengan tangan untuk pengalaman yang lebih otentik. Jangan lupa coba sambal kreceknya yang pedas!
Sate Klatak: Sensasi Gurih dengan Tusukan Besi Panas (Asal: Bantul, Yogyakarta)
Sate kambing khas Yogyakarta yang unik karena menggunakan tusukan besi bekas jari-jari sepeda. Tusukan besi ini dipercaya membantu menghantarkan panas secara merata ke dalam daging, menghasilkan sate yang matang sempurna dan juicy di dalamnya. Bumbunya sederhana, hanya garam dan sedikit merica, sehingga rasa alami daging kambing yang berkualitas tinggi sangat terasa. Biasanya disajikan dengan kuah gulai bening (tanpa santan) yang segar dan potongan lontong. Beberapa sumber menyebutkan bahwa sate klatak pertama kali populer di daerah Pleret, Bantul.
Asal usul nama “klathak” berasal dari bunyi daging kambing yang dibakar di atas bara api. Penggunaan tusukan besi adalah inovasi lokal yang menjadi ciri khas sate ini.
(Rekomendasi Tempat Makan Terbaik):
- Sate Klathak Pak Bari: Pelopor dan sangat terkenal di sepanjang Jalan Imogiri Timur. (Alamat: Pasar Wonokromo, Jalan Imogiri Timur No.5, Wonokromo, Pleret, Wonokromo II, Wonokromo, Kec. Pleret, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55791. Jam Buka: 18.00 – 01.00 WIB. Perkiraan Harga: Rp 30.000 – Rp 60.000)
- Sate Klathak Pak Pong: Pilihan lain yang populer di area Imogiri Timur, dengan daging yang empuk dan bumbu yang pas. (Alamat: Jl. Sultan Agung No.18, Jejeran II, Wonokromo, Kec. Pleret, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55791. Jam Buka: 17.00 – 00.00 WIB. Perkiraan Harga: Rp 30.000 – Rp 55.000)
(Tips): Cicipi kuah gulai beningnya yang segar untuk menetralkan rasa gurih sate. Taburkan sedikit bawang merah iris dan perasan jeruk nipis untuk menambah aroma dan kesegaran.
Oseng Mercon: Pedasnya Mengguncang Lidah (Kuliner ikonik yang populer di kalangan pecinta makanan pedas)
Bagi pecinta pedas, oseng mercon adalah hidangan yang wajib ditaklukkan. Terbuat dari potongan daging sapi atau tetelan yang dimasak dengan bumbu cabai rawit setan (mercon) dalam jumlah banyak, bawang merah, bawang putih, dan rempah lainnya. Sensasi pedasnya benar-benar “meledak” di mulut, memberikan pengalaman kuliner yang ekstrem dan bikin ketagihan.
Nama “mercon” yang berarti petasan sangat menggambarkan tingkat kepedasan hidangan ini.
(Rekomendasi Tempat Makan Terbaik):
- Oseng Mercon Bu Narti: Salah satu yang paling terkenal dan legendaris di kawasan Nganpilan. (Alamat:Jl. KH. Ahmad Dahlan No.107, Notoprajan, Ngampilan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55262. Jam Buka: 17.00 – 23.00 WIB. Perkiraan Harga: Rp 15.000 – Rp 30.000)
(Tips): Siapkan minuman dingin dan jangan ragu untuk memesan nasi putih lebih banyak!
Brongkos: Kaya Rasa dengan Sentuhan Kluwak yang Unik
Brongkos adalah hidangan berkuah kaya rasa yang terbuat dari daging sandung lamur (bagian perut sapi) yang dimasak dengan bumbu keluak, santan, kacang tolo, tahu, dan cabai. Kluwak memberikan warna hitam khas dan rasa gurih yang mendalam pada kuahnya. Biasanya disajikan dengan nasi putih dan taburan bawang goreng.
Penggunaan keluak adalah ciri khas utama brongkos yang membedakannya dari hidangan berkuah lainnya.
(Rekomendasi Tempat Makan Terbaik):
- Warung Makan Handayani: Terkenal dengan brongkosnya yang otentik dan kaya rempah. (Alamat: Jl. Gading No.2, Patehan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55133. Jam Buka: 08.00 – 17.00 WIB. Perkiraan Harga: Rp 20.000 – Rp 35.000)
Bakmi Jawa: Kehangatan Mie dengan Aroma Arang
Bakmi Jawa adalah hidangan mie tradisional yang dimasak dengan bumbu khas Jawa, seperti bawang putih, kemiri, dan kecap manis. Biasanya dimasak di atas tungku arang, memberikan aroma smoky yang khas. Isiannya bisa berupa suwiran ayam kampung, telur, udang, dan sayuran seperti sawi dan kol. Ada dua jenis utama: bakmi godog (berkuah) dan bakmi goreng (kering).
Aroma arang dan cita rasa bumbu Jawa yang manis gurih menjadi daya tarik utama bakmi Jawa.
(Rekomendasi Tempat Makan Terbaik):
- Bakmi Jawa Mbah Gito: Legendaris dan selalu ramai, terkenal dengan bakmi godognya. (Alamat: Jl. Gito Gati No.102, Banaran, Sariharjo, Kec. Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55581. Jam Buka: 17.00 – 01.00 WIB. Perkiraan Harga: Rp 20.000 – Rp 40.000)
- Bakmi Jawa Pak Pele: Terkenal dengan bakmi gorengnya yang gurih dan porsinya yang besar. (Alamat: JL. Pojok Tenggara Jl. Alun-Alun Utara, Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55131. Jam Buka: 17.00 – 00.00 WIB. Perkiraan Harga: Rp 15.000 – Rp 30.000)
Mangut Lele: Pedas Gurihnya Lele Asap dalam Kuah Santan
Mangut Lele adalah hidangan lele asap yang dimasak dalam kuah santan pedas berwarna kuning kemerahan. Bumbunya kaya akan rempah seperti cabai, bawang merah, bawang putih, kunyit, kencur, dan daun jeruk. Rasa smoky dari lele berpadu sempurna dengan kuah santan yang gurih dan pedas, memberikan sensasi yang unik dan nikmat.
Penggunaan lele asap memberikan aroma dan cita rasa yang khas pada hidangan ini.
(Rekomendasi Tempat Makan Terbaik):
- Mangut Lele Mbah Marto: Warung sederhana yang sangat terkenal dengan mangut lelenya yang pedas dan otentik. (Alamat: Jl. Sewon Indah, Ngireng-ireng, Panggungharjo, Kec. Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55188. Jam Buka: Siang – Sore (tidak pasti). Perkiraan Harga: Sangat terjangkau) (Perlu dicari alternatif jika informasi jam buka tidak pasti)
Jajanan Pasar dan Camilan Tradisional: Kelezatan dalam Setiap Gigitan Kecil
Bakpia
Oleh-oleh Legendaris dengan Beragam Isi (Makanan khas Yogyakarta yang sering dibawa pulang sebagai oleh-oleh)
Bakpia adalah kue berbentuk bulat pipih dengan berbagai macam isian, seperti kacang hijau, keju, cokelat, kumbu hitam, dan durian. Teksturnya lembut di luar dan lumer di dalam.
Bakpia awalnya dibawa oleh pedagang Tionghoa dan mengalami adaptasi rasa sesuai dengan lidah lokal. Bakpia Pathuk adalah yang paling terkenal.
(Rekomendasi Tempat Membeli)
- Bakpia Pathuk 25, Bakpia Kurnia Sari, Bakpia Tugu. ( Lokasi Google Maps )
Geplak:
Manis Legit dari Kelapa (Jajanan tradisional asli Bantul yang terbuat dari kelapa parut, gula, dan bahan lain)
Geplak adalah jajanan manis khas Bantul yang terbuat dari serutan kelapa muda yang dimasak dengan gula pasir atau gula merah hingga mengering dan mengeras. Tersedia dalam berbagai warna dan rasa, seperti rasa kacang, durian, dan pandan.
Teksturnya yang renyah di luar dan lembut di dalam, serta rasanya yang manis legit, membuat geplak menjadi oleh-oleh khas dari Bantul.
(Rekomendasi Tempat Membeli)
- Sentra Geplak di Piyungan, Bantul.
Yangko: Kenyal Manis dari Kotagede (Kue tradisional berbahan dasar tepung ketan yang mirip dengan mochi Jepang)
Yangko adalah kue tradisional dari Kotagede yang terbuat dari tepung ketan dengan isian gula merah dan taburan tepung ketan sangrai. Teksturnya kenyal dan rasanya manis legit.
Gatot dan Tiwul: Sederhana Namun Menggugah Kenangan
Gatot terbuat dari singkong yang difermentasi lalu dikukus, menghasilkan tekstur kenyal dan rasa sedikit asam. Tiwul terbuat dari tepung gaplek (singkong kering) yang dikukus dengan gula merah, menghasilkan rasa manis gurih. Nasi Tiwul adalah nasi yang terbuat dari bahan dasar yang sama dengan tiwul, menjadi makanan pokok pengganti nasi putih di beberapa daerah Gunung Kidul. Rasanya gurih dengan sedikit manis alami dari singkong. Biasanya disajikan dengan lauk pauk tradisional seperti sayur lombok ijo, ikan asin, dan sambal.
(Rekomendasi Tempat Mencoba Nasi Tiwul)
- Warung makan tradisional di daerah Gunung Kidul.
Wajik: Manis Legit untuk Acara Spesial (Kue tradisional dari beras ketan yang dimasak bersama gula merah)
Wajik adalah kue tradisional yang terbuat dari beras ketan yang dimasak dengan gula merah dan santan hingga lengket dan manis. Sering disajikan dalam potongan berbentuk wajik dan menjadi hidangan istimewa dalam berbagai acara tradisional. Wajik Jenang Garut adalah varian wajik yang menggunakan tepung garut sebagai salah satu bahannya, memberikan tekstur yang lebih lembut dan rasa yang sedikit berbeda. Biasanya juga dimasak dengan gula merah dan santan.
Kipo: Jajanan Pasar dengan Aroma Kelapa (Jajanan khas Kotagede yang terbuat dari adonan ketan dan diisi gula merah)
Kipo adalah jajanan pasar berwarna hijau yang terbuat dari tepung beras ketan dengan isian parutan kelapa dan gula merah. Dibungkus dengan daun pisang yang dipanggang, memberikan aroma yang khas.
Apem: Bolu Kukus dengan Sentuhan Asam
Apem adalah kue bolu kukus tradisional yang terbuat dari tepung beras, santan, dan gula, dengan sedikit sentuhan fermentasi yang memberikan rasa sedikit asam.
Growol: Bubur Hitam Manis dari Tepung Garut
Growol adalah bubur tradisional berwarna hitam yang terbuat dari tepung garut yang dimasak dengan air dan gula merah. Teksturnya kenyal dan rasanya manis legit. Seringkali disajikan dengan parutan kelapa.
Warna hitam alami growol berasal dari proses pengolahan tepung garut tertentu.
Lupis Pasar Ngasem: Ketan Kukus dengan Saus Gula Merah Kental
Lupis adalah jajanan tradisional yang terbuat dari beras ketan yang dikukus dalam balutan daun pisang berbentuk segitiga. Lupis Pasar Ngasem terkenal dengan teksturnya yang lembut dan saus gula merahnya yang kental dan manis, seringkali ditaburi dengan parutan kelapa.
(Rekomendasi Tempat Membeli)
Nasi Kucing: Porsi Imut dengan Lauk Sederhana
Nasi Kucing adalah hidangan nasi dengan porsi kecil (seperti porsi makan kucing) yang biasanya disajikan di angkringan. Nasi dibungkus daun pisang dengan berbagai pilihan lauk sederhana seperti sambal teri, oseng tempe, bandeng presto, atau telur. Harganya yang terjangkau menjadikannya pilihan populer untuk makan malam atau sekadar camilan di malam hari.
Porsinya yang kecil dan harganya yang murah meriah menjadi ciri khas nasi kucing.
(Rekomendasi Tempat Mencoba)
- Angkringan di sepanjang jalan Yogyakarta, terutama di sekitar Malioboro dan kampus-kampus.
Sate Kere: Sate Murah Meriah dari Ampas Tahu dan Tempe (Asal: Solo dan Yogyakarta)
Sate Kere adalah sate unik yang terbuat dari ampas tahu (gembus) dan tempe yang dibumbui manis gurih dan dibakar. Meskipun terbuat dari bahan “sisa”, rasanya tetap lezat dan menjadi pilihan kuliner murah meriah bagi banyak orang. Beberapa varian juga menambahkan potongan daging atau jeroan sapi. Nama “kere” dalam bahasa Jawa berarti “miskin” atau “tidak punya”, merujuk pada bahan dasarnya yang murah.
Penggunaan ampas tahu dan tempe sebagai bahan utama menjadikannya sate yang berbeda dan terjangkau.
(Rekomendasi Tempat Mencoba)
- Warung sate di sekitar Pasar Beringharjo, Jalan Malioboro, atau penjual sate keliling.
Tempe Benguk: Tempe Tradisional dengan Tekstur dan Rasa Khas
Tempe Benguk adalah jenis tempe tradisional yang terbuat dari biji benguk (Mucuna pruriens). Tempe ini memiliki tekstur yang lebih padat dan rasa yang lebih gurih dibandingkan tempe kedelai biasa. Biasanya diolah menjadi berbagai hidangan seperti sayur tempe benguk atau digoreng sebagai lauk.
Penggunaan biji benguk sebagai bahan baku utama memberikan rasa dan tekstur yang unik.
(Rekomendasi Tempat Mencoba)
- Warung makan tradisional di daerah Kulon Progo atau pasar tradisional.
Soto Lenthok: Soto Ayam dengan Karakteristik Lenthok
Soto Lenthok adalah soto ayam khas Yogyakarta yang unik karena disajikan dengan “lenthok”, yaitu nasi yang ditumbuk halus dan dibentuk seperti lontong namun lebih padat. Kuahnya bening namun kaya rasa rempah, berisi suwiran ayam, tauge, irisan kubis, dan taburan bawang goreng serta seledri.
Kehadiran lenthok sebagai pengganti nasi atau lontong menjadi ciri khas soto ini.
(Rekomendasi Tempat Mencoba)
- Beberapa warung soto di sekitar Yogyakarta, perlu dicari yang secara spesifik menjual Soto Lenthok.
Mie Lethek: Mie Tradisional yang Dimasak dengan Arang
Mie Lethek adalah mie tradisional berwarna cokelat kehitaman yang terbuat dari tepung tapioka dan gaplek (singkong kering). Proses pembuatannya masih sangat tradisional, termasuk pengeringan di bawah sinar matahari dan penarikan mie secara manual. Saat dimasak, biasanya menggunakan tungku arang, memberikan aroma smoky yang khas. Bisa disajikan sebagai mie goreng atau mie godog.
Warna mie yang unik dan aroma arang saat dimasak menjadi ciri khas mie lethek.
(Rekomendasi Tempat Mencoba)
- Warung makan di daerah Srandakan, Bantul, yang merupakan sentra pembuatan mie lethek.
Jadah Tempe: Perpaduan Gurih dan Legit (Asal: Kaliurang, Sleman, Yogyakarta)
Jadah Tempe adalah camilan khas Kaliurang yang terdiri dari jadah (uli atau ketan yang ditumbuk) yang disajikan bersama tempe bacem. Rasa gurih dari jadah berpadu sempurna dengan rasa manis legit dari tempe bacem yang dimasak dengan gula merah dan rempah. Biasanya disajikan hangat dan menjadi teman minum teh atau kopi yang nikmat.
Kombinasi tekstur kenyal dari jadah dan lembut dari tempe bacem, serta perpaduan rasa gurih dan manis.
(Rekomendasi Tempat Mencoba)
- Warung makan dan pedagang di sekitar kawasan wisata Kaliurang.
Minuman Khas Yogyakarta: Pelepas Dahaga dengan Cita Rasa Unik
Kopi Joss: Sensasi Kopi dengan Bara Api
Pengalaman minum kopi yang unik! Kopi hitam panas yang diseduh lalu dicelupkan bara api yang masih membara, menghasilkan bunyi “joss” yang khas dan aroma yang berbeda. Bisa ditemukan di angkringan sekitar Malioboro.
Kopi Klotok Jogja: Nikmati Cita Rasa Tradisional
Kopi klotok dibuat dari bubuk kopi hitam yang direbus bersama air hingga mendidih. Proses ini dilakukan secara manual tanpa mesin, sehingga menghasilkan rasa yang kuat dan autentik
Wedang Uwuh:
Hangatnya Rempah yang Menyehatkan (Minuman khas Yogyakarta yang terbuat dari rempah-rempah seperti jahe, kayu secang, cengkih, dan kapulaga)
Minuman tradisional yang terbuat dari berbagai rempah seperti jahe, kayu manis, cengkeh, daun pala, dan secang yang memberikan warna merah alami. Hangat, manis, dan kaya manfaat.
Wedang Ronde: Bola Ketan dalam Kehangatan Jahe
Minuman hangat yang berisi bola-bola ketan berisi kacang tanah, potongan roti tawar, kolang-kaling, dan kuah jahe yang manis dan pedas.
Wedang Tahu: Lembutnya Tahu dengan Hangatnya Jahe
Perpaduan unik antara tahu sutra yang lembut dengan kuah jahe hangat dan manis.
Es Jaipong: Segarnya Campuran Buah dan Tape
Minuman dingin yang menyegarkan berisi sagu mutiara, cincau hitam, tape singkong, dan sirup.
Rujak Es Krim: Pedas Manis Dingin yang Tak Terduga
Kombinasi unik antara rujak buah dengan bumbu pedas manis dan segarnya es krim tradisional.
Sarsaparilla: Minuman Klasik dengan Aroma Herbal
Minuman bersoda dengan rasa manis dan aroma herbal yang unik, dulunya populer di kalangan bangsawan Keraton.
Bir Pletok: Hangatnya Rempah Tanpa Alkohol
Minuman tradisional Betawi yang juga populer di Jogja, terbuat dari berbagai rempah seperti jahe, serai, kayu manis, dan kapulaga. Memberikan rasa hangat dan menyegarkan tanpa kandungan alkohol.
Es Semlo: Segarnya “Saudara” Wedang Ronde
Mirip dengan Wedang Ronde namun disajikan dingin dengan tambahan santan dan buah-buahan.
Kesimpulan
Yogyakarta adalah surga kuliner dengan beragam makanan khas yang tak terlupakan, mulai dari ikon manis gurih Gudeg hingga pedasnya Oseng Mercon, serta camilan tradisional seperti Bakpia dan Yangko.
Panduan lengkap ini mengeksplorasi lebih dari 30 hidangan dan minuman khas Jogja, lengkap dengan deskripsi, asal daerah, dan rekomendasi tempat terbaik untuk mencicipinya, menjadikannya sumber informasi esensial bagi siapa pun yang ingin menikmati kekayaan rasa otentik Yogyakarta.
Baca Juga :
- Kuliner jogja dekat malioboro
- Oleh-Oleh Khas Jogja – Yang Wajib Dibawa Pulang Saat Berlibur di Yogyakarta
- Restoran Tradisional Yogyakarta yang Wajib Dikunjungi Wisatawan
- Angkringan Jogja dan Sensasi Kopi Jos: Nasi Kucing Khas Jogja
- Bakpia Jogja: Sejarah, Jenis, Harga, dan Rekomendasi Tempat Bakpia Terbaik untuk Oleh-Oleh
- Panduan Lengkap Menjelajahi Hotel dan Cafe di Prawirotaman Jogja: Surga Wisata & Kuliner di Kampung Turis