Menjelajahi Ragam Jajanan Jogja: Lezat, Murah, dan Penuh Cerita

jajanan jogja

Mengenal Aneka Jajanan Jogja: Dari Pasar Tradisional Hingga Street Food Kekinian


Yogyakarta bukan cuma tentang Malioboro dan candi. Kota ini juga kaya akan jajanan Jogja yang menggoda, dari yang manis hingga gurih, dari yang tradisional sampai yang viral di TikTok. Supaya kamu nggak bingung, berikut ini adalah daftar lengkap macam-macam jajanan Jogja yang kami kelompokkan berdasarkan jenisnya. Yuk jelajahi rasa khas Jogja!

Baca juga :

Jajanan Tradisional: Warisan Rasa dari Masa ke Masa

Kalau kamu ingin mencicipi rasa otentik Jogja, jajanan tradisional ini wajib masuk daftar!

Bakpia Pathok 25

  1. Bakpia Pathok 25: Legenda Lintas Generasi dari Pathuk

Bakpia Pathok 25 bukan sekadar kue oleh-oleh—ia adalah ikon kuliner yang menyimpan cerita panjang tentang akulturasi budaya Tionghoa dan Jawa. Asalnya dari kue pia khas Tionghoa, yang kemudian diadaptasi oleh warga lokal Jogja dengan menggunakan kacang hijau sebagai isian utama.

Bentuknya bulat pipih, dengan kulit luar yang tipis dan mudah hancur di mulut, berisi pasta kacang hijau manis yang lembut. Kini, Bakpia Pathok 25 menghadirkan berbagai rasa modern seperti keju, cokelat, durian, dan cappuccino, tanpa meninggalkan rasa klasik yang jadi favorit lintas generasi.

Kenapa wajib coba?
Karena Bakpia Pathok 25 dibuat dengan resep konsisten dan kontrol kualitas ketat sejak 1980-an. Setiap kotaknya memiliki cap khas dengan nomor 25 yang menandakan orisinalitas.

Geplak Mbok Tumpuk

  1. Geplak Mbok Tumpuk: Permen Tradisional dari Bantul

Geplak adalah camilan manis legit khas Bantul yang terbuat dari kelapa parut, gula pasir, dan pewarna makanan alami. Geplak Mbok Tumpuk mempertahankan cara produksi tradisional: kelapa diparut, dicampur gula, lalu dicetak bulat dengan tangan dan dibiarkan mengeras alami. Hasilnya? Tekstur yang padat namun lembut saat digigit.

Warnanya cerah: merah muda, hijau, kuning, putih, bahkan pelangi. Sekilas mirip permen, tapi begitu digigit, kamu akan merasakan rasa gurih dari kelapa yang menyatu dengan manisnya gula.

Kenapa wajib coba?
Geplak Mbok Tumpuk adalah salah satu produsen geplak legendaris sejak puluhan tahun lalu, dipercaya sebagai oleh-oleh khas Bantul yang penuh sentuhan nostalgia.

Yangko Pak Prapto

  1. Yangko Pak Prapto: Mochi-nya Jogja yang Melegenda

Yangko sering dijuluki “mochi ala Jogja” karena teksturnya yang kenyal dan lengket. Tapi bedanya, yangko khas Jogja ini berbentuk kotak, tidak bulat seperti mochi Jepang. Isinya kacang tanah tumbuk yang manis, dibungkus tepung ketan, lalu ditaburi tepung kering agar tidak lengket.

Yangko Pak Prapto sudah eksis sejak 1912, menjadikannya salah satu pionir pembuat yangko di Kotagede. Hingga kini, rasanya tetap autentik dengan tambahan varian seperti durian, stroberi, pandan, dan cokelat.

Kenapa wajib coba?
Rasa klasiknya membawa kita ke masa lalu, dan kamu bisa mencicipi langsung dari tangan keluarga pembuat generasi ketiga!

Kipo Bu Djito

  1. Kipo Bu Djito: Kecil-Kecil Irit Tapi Nagih

Kipo adalah salah satu jajanan legendaris dari Kotagede. Namanya berasal dari pertanyaan dalam bahasa Jawa: Iki opo? (Ini apa?), yang sering terlontar saat orang pertama kali melihat jajanan mungil ini.

Dibuat dari tepung ketan yang kenyal, diisi unti kelapa (kelapa parut manis), lalu dipanggang di atas daun pisang, menciptakan aroma wangi khas yang menggoda. Ukurannya hanya sekitar dua jari, tapi setiap gigitannya terasa kaya rasa dan tradisi.

Kenapa wajib coba?
Bu Djito adalah tokoh legendaris di balik eksistensi kipo. Di lapaknya yang sederhana, kamu bisa menyaksikan langsung proses pembuatan kipo secara tradisional.

Jenang Gempol Bu Yah

  1. Jenang Gempol Bu Yah: Sarapan Tradisional di Pasar Pujokusuman

Jenang gempol merupakan bubur manis khas Jawa dengan dua elemen utama: jenang putih yang terbuat dari tepung beras, dan bola-bola gempol dari adonan tepung beras kukus. Disajikan dalam kuah santan manis dan gurih, jenang gempol menyuguhkan perpaduan tekstur lembut, kenyal, dan creamy yang bikin hangat perut dan hati.

Bu Yah adalah salah satu penjual jenang gempol paling legendaris di Jogja, yang telah berjualan sejak era 1980-an. Setiap pagi, antrean pembeli memadati gerobaknya yang sederhana.

Kenapa wajib coba?
Ini adalah sarapan tempo dulu yang masih bertahan di tengah modernitas. Dan satu porsi saja bisa membuatmu merasa seperti kembali ke masa kecil.

Baca juga : Rekomendasi tempat makan dekat Malioboro

Jajanan Gurih & Mengenyangkan: Favorit Semua Kalangan

Putu, klepon Lempuyangan

  1. Putu, klepon Lempuyangan

Kue Putu adalah jajanan tradisional yang kerap hadir saat malam mulai turun di Jogja, biasanya dijajakan menggunakan gerobak dorong sambil mengeluarkan suara khas dari uap bambu—tiiiissssshhhh!—yang seolah jadi alarm lapar bagi warga sekitar.

Kue Putu merupakan camilan tradisional Indonesia berbahan dasar tepung beras yang diberi isian gula merah, kemudian dimasukkan ke dalam cetakan bambu kecil dan dikukus. Setelah matang, kue ini disajikan dengan taburan kelapa parut segar di atasnya.

Alamat : Bausasran, Kec. Danurejan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55212

Jam buka : 15.00–21.00

Kisaran Harga Kue Putu Jogja

Harga kue putu di Jogja sangat ramah kantong:

  • Rp1.000 – Rp2.000 per buah
  • Biasanya dijual dalam kemasan isi 5–10 biji (Rp5.000 – Rp10.000)

Lumpia Samijaya

  1. Lumpia Samijaya

Kalau kamu jalan-jalan ke Malioboro dan mencium aroma gurih khas lumpia, kemungkinan besar itu datang dari Lumpia Samijaya. Lumpia ini disajikan dalam kondisi hangat, kulitnya renyah di luar namun tetap lembut di dalam, dengan isian berupa daging ayam suwir, telur puyuh, dan sedikit sayuran yang dibumbui pas—tidak terlalu manis seperti lumpia Semarang.

Yang membuatnya spesial adalah saus bawang putih rahasia yang kental dan sedikit pedas, bikin lumpia ini punya karakter yang unik dan bikin nagih. Cocok buat camilan sore atau oleh-oleh dadakan karena selalu digoreng fresh.

Sate Kere Pasar Beringharjo

  1. Sate Kere Pasar Beringharjo

Sate Kere adalah bukti nyata bahwa kuliner sederhana bisa begitu istimewa. Jajanan ini terbuat dari tempe gembus, yakni tempe dari ampas tahu yang digoreng dan dibakar layaknya sate daging. Meski namanya “kere” (artinya miskin), rasa dan sensasinya justru bikin penasaran.

Setelah dibakar, sate disiram dengan bumbu kacang kental, gurih, sedikit pedas, dan manis ala khas Jogja, lalu ditambahkan kecap manis dan irisan bawang merah. Tekstur tempenya lembut di dalam, sedikit crispy di luar, dan bumbunya meresap sempurna.

Sate ini jadi favorit karena murah meriah dan mengenyangkan, seringkali jadi camilan andalan para pekerja pasar hingga wisatawan.

Jajanan Manis & Segar: Pelepas Dahaga di Tengah Panas Jogja

Rujak Es Krim Pak Nardi

  1. Rujak Es Krim Pak Nardi

Bayangkan rujak buah segar yang pedas-manis disiram es krim tradisional buatan tangan—itulah Rujak Es Krim, sajian unik khas Jogja yang hanya bisa kamu temukan di tempat seperti milik Pak Nardi. 

Buah-buahan segar seperti bengkoang, mangga muda, pepaya, hingga nanas, dipotong kecil dan diberi bumbu rujak kacang dengan sentuhan asam dan pedas, lalu disiram es krim santan homemade yang manis, lembut, dan dingin. Perpaduan rasa pedas, manis, segar, dan creamy-nya benar-benar unik dan menyegarkan.

Pak Nardi telah menjual jajanan Jogja ikonik ini sejak puluhan tahun lalu, dan dikenal sebagai pelopor rujak es krim di Jogja.

Es Jaipong Kang Aceng

  1. Es Jaipong Kang Aceng

Tak banyak yang tahu, Es Jaipong adalah hidden gem jajanan Jogja yang mulai naik daun karena keunikan dan kesegarannya. Ciri khasnya bubur sumsumnya, Minuman ini terdiri dari campuran Isiannya kalau lengkap ada mutiara, bubur sumsum, tape, cincau. 

Aslinya sih ada biji salak juga, tapi di sini nggak bikin. Aslinya, cuma bubur sumsum, mutiara, sama biji salak. Rasanya? Komplit: manis, asam, creamy, dan segar—cocok untuk kamu yang suka dessert lokal dengan banyak topping!

Es Jaipong jadi favorit mahasiswa dan pekerja kantor di area Kotabaru karena rasanya yang ngangenin dan isian melimpah.

s Doger bang firman Balai Yasa

  1. Es Doger bang firman Balai Yasa

Es Doger Balai Yasa adalah salah satu jajanan Jogja legendaris yang selalu ramai diburu, terutama di sore hari. Es doger di sini punya ciri khas: kuah susu fermentasi berwarna pink yang manis legit, 

disajikan dengan isi tape ketan hitam, kelapa muda, roti tawar, dan pacar cina. Teksturnya lembut, rasa manisnya pas, dan sensasi dinginnya benar-benar menyegarkan. Berjualan sejak era 80-an, gerobaknya sudah menjadi ikon kawasan Balai Yasa Lempuyangan.

Es Doger ini sering jadi langganan para pekerja stasiun dan warga sekitar. Banyak pelanggan tetap yang datang demi nostalgia rasa manis masa kecil.

Street Food Jogja: Camilan Malam di Pinggir Jalan

Pisang Aroma

  1. Pisang Aroma Maharani Jalan Kaliurang

Pisang Aroma adalah jajanan yang sederhana tapi bikin nagih. Terbuat dari potongan pisang manis yang dibungkus kulit lumpia tipis, lalu digoreng hingga kecokelatan dan renyah. Setelah matang, biasanya ditaburi gula halus atau cokelat bubuk, menambah sensasi manis gurih yang pas di lidah.

Meskipun tampak simpel, pisang aroma punya tempat spesial di hati warga Jogja, terutama karena mudah ditemukan di malam hari, penjual kaki lima menjajakan jajanan ini dengan aroma harum yang mengundang. Cocok banget buat ngemil santai sambil nongkrong di angkringan.

  1. Tahu Petis Demangan

Kalau kamu suka camilan gurih dengan cita rasa khas Jawa, Tahu Petis wajib dicoba. Tahu gorengnya renyah di luar dan lembut di dalam, disajikan dengan siraman petis hitam yang terbuat dari fermentasi udang, bawang putih, dan gula Jawa. Rasa petisnya gurih-manis dengan aroma yang unik — perpaduan yang jarang ditemukan di luar Jawa.

Di area Demangan, khususnya di sepanjang Jalan Gejayan, banyak penjual tahu petis legendaris yang buka saat sore menjelang malam. Biasanya disajikan di piring kecil, cocok untuk disantap bersama cabai rawit biar makin nampol.

  • Harga: Rp5.000 – Rp10.000 per porsi
  • Alamat rekomendasi: Jalan Gejayan (Demangan), Umbulharjo, Jogja — sebelah utara simpang empat Demangan

kuliner malam jogja - Wedang Ronde Lek Dhie Milenial

  1. Wedang Ronde Alkid

Wedang Ronde adalah minuman tradisional penghangat tubuh yang sangat cocok dinikmati saat malam Jogja yang sejuk. Isiannya terdiri dari bola-bola ketan isi kacang tanah manis, irisan kolang-kaling, dan potongan roti tawar, disajikan dalam kuah jahe hangat yang wangi dan sedikit pedas.

Yang menjadikan Wedang Ronde spesial di Alun-Alun Kidul (Alkid) adalah suasananya. Kamu bisa menikmati semangkuk ronde sambil duduk lesehan, melihat lampu odong-odong, atau mencoba tantangan melewati dua pohon beringin kembar.

angkringan kopi jos lik.man

  1. Kopi Joss

Ini dia minuman ikonik Jogja yang bikin wisatawan penasaran: Kopi Joss. Bukan kopi biasa, karena kopi tubruk panas ini disajikan dengan arang membara yang langsung dicelupkan ke dalam gelas kopi! Bunyi “joss” dari arang menyentuh air panas menjadi asal-usul namanya.

Rasanya? Lebih ringan dari kopi tubruk biasa, dengan sedikit aroma asap dan sensasi unik yang katanya bisa mengurangi rasa asam lambung. Kopi ini bisa kamu temukan di angkringan Tugu, tak jauh dari Stasiun Tugu Yogyakarta, biasanya buka mulai sore hingga dini hari.

  • Harga: Rp5.000 – Rp7.000 per gelas
  • Alamat rekomendasi: Angkringan Kopi Joss Lik Man, Jl. Wongsodirjan, Sosromenduran, Yogyakarta (dekat Stasiun Tugu)

  1. Pukis Kotabaru

Pukis adalah jajanan kue basah berbentuk setengah lingkaran, terbuat dari adonan tepung, santan, dan telur. Bagian atasnya sering dihiasi topping seperti cokelat, keju, kacang, atau bahkan durian. Tapi yang membedakan Pukis Kotabaru dari yang lain adalah teksturnya yang lembut dan legit banget.

Kios pukis legendaris ini sudah berjualan sejak puluhan tahun lalu, dan selalu ramai pembeli menjelang malam. Aroma kue pukis yang dipanggang di cetakan logam akan memancing siapa pun yang lewat untuk mampir.

  • Harga: Rp2.000 – Rp3.000 per buah
  • Alamat rekomendasi: Pukis Kotabaru Bu Har, Jl. I Dewa Nyoman Oka (depan SMA Stella Duce 1), Kotabaru, Yogyakarta

Tips Berburu Jajanan Jogja

  • Kunjungi pasar tradisional seperti Pasar Beringharjo atau Pasar Kotagede.
  • Datangi sentra oleh-oleh seperti Pathok dan Malioboro.
  • Jangan ragu jajan di kaki lima! Street food Jogja terkenal bersih dan enak.
  • Bawa uang tunai kecil, karena banyak penjual belum menerima pembayaran digital.

Penutup:

Jajanan Jogja, Bukan Sekadar Camilan Lebih dari sekadar pengganjal lapar, jajanan Jogja adalah bagian dari budaya yang hidup. Di setiap gigitannya, ada cerita, ada sejarah, dan tentu saja—ada rasa yang bikin rindu.

Chat Admin
1
Admin Raminten
Halloo..
Mau Hubungi Admin ( WA ONLY )
Silahkan klik Chat Admin di bawah :
 

Mau Reservasi Isi Form Dibawah :

Formulir Reservasi